POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Twitter : @Louishaurissa

Termokopel Sensor Suhu Murah Meriah

Apa itu TERMOKOPEL ?

1. Gambaran Umum

Termokopel adalah salah satu jenis sensor suhu yang banyak dipakai untuk pengukuran dan kontrol terbuat dari 2 jenis kawat yang berbeda disambung dan dileburkan bersama, Ujung yang bercabang dua disebut Function End(T2)  pada satu sisi membentuk penghantar "panas" dan ujung lainnya "dingin" dan ujung lainnya disebut Tail End(T1). Pada penggunaannya, Function end untuk mengukur panas pada media yang diukur (misal oven dengan suhu 200° Celcius), sedangakn Tail End disambukgan pada rangkaian elektronika. Termokopel juga digunakan untuk mengubah gradien panas menjadi listrik dan menghasilkan tegangan yang berbanding lurus dengan perbedaan suhu antara ke-2 ujung pasangan konduktor. 
Jika termokopel menghasilkan tegangan yang kecil harus diamplify terlebih dahulu supaya dapat terbaca. Karena hasil baca termokopel oleh voltmeter bukan merupakan ekspresi langsung dari temperatur, sehingga perlu dikonversi terlebih dahulu. Energi Listrik yang dihasilkan termokopel harus dipasok ke sisi panas untuk mempertahankan potensial listrik.

2. Penggunaan Termokopel

Termokopel termasuk ke dalam kategori pemanas yang digunakan dalam ilmu pengetahuan dan industri seperti besi dan baja. Aplikasinya dalam kehidupan yang sering kita temui adalah :
  • Klin
  • Turbin Gas buang
  • Oven
  • Termopile Sensor Radiasi
  • Pembangkit Listrik Tenaga Panas
  • Mesin Diesel
  • Alat"" Pemanas


3. Tipe - tipe termokopel

Ketika memilih termokopel kita harus juga mempertimbangankan jenis pengisolasian dan konstruksi probenya. Karena semua ini akan memiliki efek pada suhu kisaran, akurasi suhu terukur, dan keandalan pembacaannya. Di bawah ini dapat dilihat jenis-jenis termokopel yang secara umum dipakai dikalangan industri.



Tipe K (Chromel / Alumel)
Tipe K adalah termokopel yang berbiaya murah dan umum digunakan, karena popularitasnya itu termokopel jenis ini tersedia dalam berbagai macam probe.termokopel tersedia untuk rentang suhu di -200 ° C sampai +1200 ° C. Sensitivitasnya adalah kira-kira 41 v / ° C.

Tipe E (Chromel / konstanta)

Tipe E memiliki output yang tinggi (68 v / ° C) yang membuatnya cocok untuk digunakan pada suhu rendah (cryogenic).  Properti lainnya dari tipe E ini adalah tipe non magnetik.

Tipe J (Iron / konstanta)

Jangkauan pengukurnnya terbatas, hanya -40 hingga 750 ° C membuat termokopel jenis ini kurang populer dibandingkan dengan tipe K. Termokopel tipe J ini tidak boleh digunakan di atas 760 ° C.

Tipe N (Nicrosil / Nisil)

Stabilitas tinggi dan ketahanannya terhadap oksidasi suhu tinggi membuat tipe N cocok untuk pengukuran suhu tinggi tanpa platinum. Dapat mengukur suhu di atas 1200 °C. Sensitifitasnya sekitar 39 µV/°C pada 900 °C, sedikit di bawah tipe K. Tipe N merupakan perbaikan dari tipe K

Termokopel tipe B, R dan S adalah termokopel 'logam mulia'. Semuanya  (tipe B,R,S) adalah yang paling stabil dari semua termokopel yang ada, namun karena sensitivitasnya yang rendah (kira-kira 10 v / ° C), mereka biasanya hanya digunakan untuk pengukuran suhu tinggi (> 300 ° C).
Tipe B (Platinum / Rhodium)
Cocok untuk pengukuran suhu tinggi hingga 1800 ° C. Disebut termokopel "B" karena bentuk suhu / tegangan kurva mereka  yang menyerupai huruf "B", dan memberikan output yang sama pada 0 ° C dan 42 ° C. Hal ini membuat mereka tidak bisa ddigunakan pada suhu di bawah 50 ° C.

Type R (Platinum / Rhodium)

Cocok untuk pengukuran suhu tinggi hingga 1600 ° C. Sensitivitasnya yang rendah (10 v / ° C) dan biayanya yang tinggi, membuat termokopel ini tidak cocok untuk digunakan pada pengukuran umum.

Type S (Platinum / Rhodium)
Cocok untuk pengukuran suhu tinggi hingga 1600 ° C. Sensitivitasnya yang rendah (10 v / ° C) dan biayanya yang tinggi membuat mereka tidak cocok untuk digunakan pada pengukuran umum. Karena tipe S sangat tinggi stabilitasnya, maka sering digunakan sebagai standar kalibrasi untuk titik leleh emas (1064.43 ° C).

Type T (Copper / Constantan)
Cocok untuk pengukuran antara −200 to 350 °C. Konduktor positif terbuat dari tembaga, dan yang negatif terbuat dari constantan. Sering dipakai sebagai alat pengukur alternatif sejak penelitian kawat tembaga. Type T memiliki sensitifitas ~43 µV/°C

Ketika memilih jenis termokopel, anda harus memastikan bahwa peralatan ukur anda tidak membatasi rentang suhu yang dapat diukur. Kisaran suhu yang dapat diukur adalah 8 channel Pico TC-08. Perhatikan juga bahwa termokopel dengan sensitivitas rendah (B, R dan S), memiliki resolusi yang lebih rendah.

4. PILIH TERMOKOPEL, Ketika...

  • Range suhu yang akan diukur tinggi umunya digunakan untuk oven dan mesin pengering, boiler dengan suhu mencapai 600° C atau lebih. Dibandingkan dengan LM35 yang hanya berkisar 100°  C saja
  • Menghemat kantong, karena termokopel tergolong murah hanya kurang dari Rp. 30.000,- sudah bisa kita dapat, dibandingkan dengan harga RTD yang mencapai Rp. 250.000,- atau bahkan lebih tergantung merknya.
5. JANGAN PILIH TERMOKOPEL, Ketika...
  • Anda menginginkan linearitas dan keakurasian, karenaa sering kali penggunaannya termokopel sulit mencapai titik yang diinginkan, misal saja diminta suhu 200°C namun hanya dapat 198° C atau 220° C 
  • Rentang suhu yang diukur relatif sempit seperti kondisi suhu ruang penetas telur.
  • Anda malas untuk berfikir dengan sulit, karena untuk membacanya membutuhkan ketelitian. Hal ini tentu saja karena harganya yang murah dan pengkondisiannya untuk dapat diterima oleh rangkaian ADC juga tidak mudah.

sumber : 

http://tutorial-elektro.blogspot.com/search?updated-min=2011-01-01T00:00:00-08:00&updated-max=2012-01-01T00:00:00-08:00&max-results=2

http://electric-mechanic.blogspot.com/







1 komentar:

  1. mas, dapat kah kita menggukan termokople tipe k untuk mengukur suhu diabawah 0 derajat (dingin) ?

    BalasHapus