POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Twitter : @Louishaurissa

Fog Lamp Otomatis Sensor Sinar pada Mobil

Dengan semakin canggihnya teknologi alat yang berfungsi secara otomatis pun sangat marak dan berguna karena cara kerjanya yang efisien dan membantu  mempermudah manusia dalam pengoprasiannya.
Kali ini saya akan mengembangkan ide dibidang Automotive, yaitu Fog Lamp pada mobil yang menyala secara otomatis ketika mendeteksi kabut yang menghalangi pandangan mobil tersebut.

Peralatan yang dibutuhkan antara lain :
1. sensor pendeteksi kabut atau sinar
2. Motor penggerak



Prinsip kerja dari alat ini adalah ketika alat mendapat cahaya yang kurang dan mendeteksi ketebalan kabut yang ada di depan arah pandangan mobil maka sensor tersebut akan mengirim data ke saklar foglamp kemudian lampu akan menyala secara otomatis sedangkan ketika kondisi sebaliknya maka  sensor akan mengirim data ke saklar sehingga foglam mati secara otomatis juga.

sign : LorenzaLouis

4 komentar:

Penerapan Strain Guage Pada Traffic Bump Pembangkit Listrik

Latar belakang pembuatan sistem ini adalah, untuk memberikan keamanan yang lebih pada jalanan yang sering dilewati pejalan kaki serta ramai akan kendaraan
Untuk permulaan, Sistem ini akan diterapkan di daerah Zona Selamat di area dekat sekolah, dimana traffic bump ditempatkan sebelum memasuki zona aman sekolah yang biasanya diberi cat berwana merah.


Peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan traffic bumb ini 
1. Strain Guage
2. Penyimpan Energi (aki)
3. Motor Penggerak (pegas)

Prinsip Kerja dari traffic bumb pembangkit tenaga listrik ini akan dijabarkan sebagai berikut :
Ketika traffic bump dilewati oleh kendaraan berarti terjadi tekanan yang bisa menghasilkan listrik, kemudian listrik tersebut disimpan dalam aki sebagai sumber daya dari lampu jalan yang dipasang di jalan sekitar zona selamat, sehingga pada malam hari lampu bisa menerangi jalan dengan sumberdaya yang tersimpan dari tekanan demi tekanan yang dihasilkan oleh kendaraan yang melewati traffic bumb tersebut.


0 komentar:

Sensor Optik pada Jembatan Angkat Otomatis

Latar belakang dari pembuatan jembatan ini adalah karena kebutuhan manusia yang meningkat terhadap pemakaian alat yang bekerja secara otomatis. Sistem kerjanya sangat efisien karena tidak perlu dipantau setiap saat oleh user.
Peralatan otomatis yang sudah mulai banyak digunakan adalah pintu otomatis. Pintu otomatis ini banyak digunakan di plaza-plaza, mal-mal dan pusat-pusat perbelanjaan lainnya. Pintu otomatis tersebut akan terbuka jika ada orang yang akan masuk/keluar dari pintu tersebut, dan pintu akan menutup sendiri secara otomatis, jika dalam beberapa menit tidak ada orang yang akan masuk/keluar dari pintu tersebut.
Prinsip kerja dari pintu otomatis ini bisa  diterapkan pada jembatan angkat otomatis. Dengan demikian dengan menerapkan prinsip kerja dari pintu otomatis di atas kita juga dapat membuat sebuah jembatan yang dapat membuka dan menutup secara otomatis dengan cara mengangkat dan menurunkannya. jembatan tersebut akan terbuka secara otomatis apabila ada kapal yang lewat dibawahnya hal ini dilakukan
untuk memperlancar lewatnya kapal tersebut dan meminimkan terjadinya kecelakaan
yang disebabkan menyangkutnya tiang kapal pada konstruksi jembatan.

Peralatan yang dbutuhkan dari sistem otomatis jembatan ini antara lain:

   1. Mikrokontroler ATMega8585
   2. Motor Penggerak
   3. Rangkaian Penguat Sinyal
   4. Pemancar Inframerah dan Photodioda

Prinsip Kerja dari sistem ini adalah,




   1. Mikrokontroler LDR ATMega8585 sebagai otak dari system yang berfungsi menerima sinyal dari
       sensor optik
   2. Kemudian sinyal dikirimkan untuk menggerakkan motor dan membuka/menutup jembatan. Motor yang
       akan digunakan adalah motor stepper yang dapat diatur perputarannya sehingga dapat mengendalikan
       pergerakan jembatan serta dapat membuka/menutup palang jalan.
   3. Pemancar infra merah akan memancarkan infra merah terus menerus, dan jika ada kapal yang melintas
       di depannya, maka pancaran sinar infra merah ke photodioda akan terputus.
   4. Pancaran dari sinar infra merah yang diterima oleh potodioda akan diolah oleh rangkaian penguat sinyal
       sehingga menghasilkan sinyal high (1) atau dan jika pancaran infra merah terputus maka penguat sinyal
       akan menghasilkan sinyal low (0) dan kemudian sinyal ini akan dikirimkan ke mikrokontroler.
   5. Sinyal sinyal yang dikirimkan oleh penguat sinyal inilah yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan
       kapal yang akan melewati jembatan.

2 komentar:

Termokopel Sensor Suhu Murah Meriah

Apa itu TERMOKOPEL ?

1. Gambaran Umum

Termokopel adalah salah satu jenis sensor suhu yang banyak dipakai untuk pengukuran dan kontrol terbuat dari 2 jenis kawat yang berbeda disambung dan dileburkan bersama, Ujung yang bercabang dua disebut Function End(T2)  pada satu sisi membentuk penghantar "panas" dan ujung lainnya "dingin" dan ujung lainnya disebut Tail End(T1). Pada penggunaannya, Function end untuk mengukur panas pada media yang diukur (misal oven dengan suhu 200° Celcius), sedangakn Tail End disambukgan pada rangkaian elektronika. Termokopel juga digunakan untuk mengubah gradien panas menjadi listrik dan menghasilkan tegangan yang berbanding lurus dengan perbedaan suhu antara ke-2 ujung pasangan konduktor. 
Jika termokopel menghasilkan tegangan yang kecil harus diamplify terlebih dahulu supaya dapat terbaca. Karena hasil baca termokopel oleh voltmeter bukan merupakan ekspresi langsung dari temperatur, sehingga perlu dikonversi terlebih dahulu. Energi Listrik yang dihasilkan termokopel harus dipasok ke sisi panas untuk mempertahankan potensial listrik.

2. Penggunaan Termokopel

Termokopel termasuk ke dalam kategori pemanas yang digunakan dalam ilmu pengetahuan dan industri seperti besi dan baja. Aplikasinya dalam kehidupan yang sering kita temui adalah :
  • Klin
  • Turbin Gas buang
  • Oven
  • Termopile Sensor Radiasi
  • Pembangkit Listrik Tenaga Panas
  • Mesin Diesel
  • Alat"" Pemanas


3. Tipe - tipe termokopel

Ketika memilih termokopel kita harus juga mempertimbangankan jenis pengisolasian dan konstruksi probenya. Karena semua ini akan memiliki efek pada suhu kisaran, akurasi suhu terukur, dan keandalan pembacaannya. Di bawah ini dapat dilihat jenis-jenis termokopel yang secara umum dipakai dikalangan industri.



Tipe K (Chromel / Alumel)
Tipe K adalah termokopel yang berbiaya murah dan umum digunakan, karena popularitasnya itu termokopel jenis ini tersedia dalam berbagai macam probe.termokopel tersedia untuk rentang suhu di -200 ° C sampai +1200 ° C. Sensitivitasnya adalah kira-kira 41 v / ° C.

Tipe E (Chromel / konstanta)

Tipe E memiliki output yang tinggi (68 v / ° C) yang membuatnya cocok untuk digunakan pada suhu rendah (cryogenic).  Properti lainnya dari tipe E ini adalah tipe non magnetik.

Tipe J (Iron / konstanta)

Jangkauan pengukurnnya terbatas, hanya -40 hingga 750 ° C membuat termokopel jenis ini kurang populer dibandingkan dengan tipe K. Termokopel tipe J ini tidak boleh digunakan di atas 760 ° C.

Tipe N (Nicrosil / Nisil)

Stabilitas tinggi dan ketahanannya terhadap oksidasi suhu tinggi membuat tipe N cocok untuk pengukuran suhu tinggi tanpa platinum. Dapat mengukur suhu di atas 1200 °C. Sensitifitasnya sekitar 39 µV/°C pada 900 °C, sedikit di bawah tipe K. Tipe N merupakan perbaikan dari tipe K

Termokopel tipe B, R dan S adalah termokopel 'logam mulia'. Semuanya  (tipe B,R,S) adalah yang paling stabil dari semua termokopel yang ada, namun karena sensitivitasnya yang rendah (kira-kira 10 v / ° C), mereka biasanya hanya digunakan untuk pengukuran suhu tinggi (> 300 ° C).
Tipe B (Platinum / Rhodium)
Cocok untuk pengukuran suhu tinggi hingga 1800 ° C. Disebut termokopel "B" karena bentuk suhu / tegangan kurva mereka  yang menyerupai huruf "B", dan memberikan output yang sama pada 0 ° C dan 42 ° C. Hal ini membuat mereka tidak bisa ddigunakan pada suhu di bawah 50 ° C.

Type R (Platinum / Rhodium)

Cocok untuk pengukuran suhu tinggi hingga 1600 ° C. Sensitivitasnya yang rendah (10 v / ° C) dan biayanya yang tinggi, membuat termokopel ini tidak cocok untuk digunakan pada pengukuran umum.

Type S (Platinum / Rhodium)
Cocok untuk pengukuran suhu tinggi hingga 1600 ° C. Sensitivitasnya yang rendah (10 v / ° C) dan biayanya yang tinggi membuat mereka tidak cocok untuk digunakan pada pengukuran umum. Karena tipe S sangat tinggi stabilitasnya, maka sering digunakan sebagai standar kalibrasi untuk titik leleh emas (1064.43 ° C).

Type T (Copper / Constantan)
Cocok untuk pengukuran antara −200 to 350 °C. Konduktor positif terbuat dari tembaga, dan yang negatif terbuat dari constantan. Sering dipakai sebagai alat pengukur alternatif sejak penelitian kawat tembaga. Type T memiliki sensitifitas ~43 µV/°C

Ketika memilih jenis termokopel, anda harus memastikan bahwa peralatan ukur anda tidak membatasi rentang suhu yang dapat diukur. Kisaran suhu yang dapat diukur adalah 8 channel Pico TC-08. Perhatikan juga bahwa termokopel dengan sensitivitas rendah (B, R dan S), memiliki resolusi yang lebih rendah.

4. PILIH TERMOKOPEL, Ketika...

  • Range suhu yang akan diukur tinggi umunya digunakan untuk oven dan mesin pengering, boiler dengan suhu mencapai 600° C atau lebih. Dibandingkan dengan LM35 yang hanya berkisar 100°  C saja
  • Menghemat kantong, karena termokopel tergolong murah hanya kurang dari Rp. 30.000,- sudah bisa kita dapat, dibandingkan dengan harga RTD yang mencapai Rp. 250.000,- atau bahkan lebih tergantung merknya.
5. JANGAN PILIH TERMOKOPEL, Ketika...
  • Anda menginginkan linearitas dan keakurasian, karenaa sering kali penggunaannya termokopel sulit mencapai titik yang diinginkan, misal saja diminta suhu 200°C namun hanya dapat 198° C atau 220° C 
  • Rentang suhu yang diukur relatif sempit seperti kondisi suhu ruang penetas telur.
  • Anda malas untuk berfikir dengan sulit, karena untuk membacanya membutuhkan ketelitian. Hal ini tentu saja karena harganya yang murah dan pengkondisiannya untuk dapat diterima oleh rangkaian ADC juga tidak mudah.

sumber : 

http://tutorial-elektro.blogspot.com/search?updated-min=2011-01-01T00:00:00-08:00&updated-max=2012-01-01T00:00:00-08:00&max-results=2

http://electric-mechanic.blogspot.com/







1 komentar:

PRAKTIKUM GERBANG NAND dan NOR


JOBSHEET II

PRAKTIKUM
GERBANG NAND dan NOR



Di susun oleh:
Lorenza Louis Natalia Ohello Haurissa
4.31.13.1.11
TE-1BC


PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2014
PERCOBAAN 1

1.      JUDUL            : Gerbang NAND, NOR                  
2.      TUJUAN         : - Dapat memahami kerja dari gerbang NAND, NOR
                - Dapat mendefinisikan logika ‘1’ dan ‘0’
3.      LANDASAN TEORI :
Teknologi digital hampir digunakan setiap sistem kendali menggantikan teknologi analog. Hal ini disebabkan teknologi digital lebih sederhana, hanya mengenal dua keadaan tegangan saja, yaitu keadaan ‘1’ dan ‘0’.
Di dalam keadaan ‘1’ dan ‘0’ ini ditunjukkan dengan rentang besar tegangan tertentu. Untuk keadaan ‘1’ berkisar antara 2,4 Volt sampai 5 Volt. Sedangkan keadaan ‘0’ berkisar antara 0 sampai 0,8 Volt.
Gerbang NAND merupakan gabungan dari gerbang AND dan NOT. Output gerbang
NAND selalu merupakan kebalikan dari output gerbang AND untuk input yang sama.
Jadi output akan berlogika tinggi jika salah satu atau lebih input-nya berlogika rendah,
dan output akan berlogika rendah hanya pada saat semua input-nya berlogika tinggi.
Simbol gerbang NAND ini ditunjukkan pada Gambar 2.5.


Gerbang NOR merupakan gabungan dari gerbang OR dan NOT. Output gerbang NOR  selalu merupakan kebalikan dari output gerbang OR untuk input yang sama. Jadi output akan berlogika rendah jika salah satu atau lebih input-nya berlogika tinggi, dan output akan berlogika tinggi hanya pada saat semua input berlogika rendah.
4.      DAFTAR ALAT :
1.    Catu Daya
2.    Multi tester
     IC   74LS00 – 1 buah
     IC 74LS08 – 1 buah
     IC 74LS32 – 1 buah
3.    Resistor 1K ohm – 1 buah
4.    Jumper penghubung
5.    Proto Board


5.  LANGKAH KERJA :

1.    Buatlah rangkaian seperti pada gambar 2-a.
Gambar 2-a
2.    Hubungkan catu daya pada pin IC yang sesuai.
3.    Ubahlah setiap kondisi input-A maupun input-B pada seua keadaan. Kondisi ‘1’ didapatkan dari Vcc dan kondisi ‘0’ didapatkan dari ground. Perhatikan outputnya.
4.    Catat semua keadaan input maupun outputnya dalam tabel kebenaran.
5.    Gantilah gerbang NAND (IC 74LS00) pada gambar dengan gerbang NOR (IC 74LS02).
6.    Ulangi langkah-3 dan langkah-4.
7.    Gantilah gerbang NAND (IC 74LS00) dengan gerbang AND (IC 74LS08) dan gerbang NOT (IC 74LS04) dan pada gerbang NOR (IC 74LS02) diganti gerbang OR (IC 74LS32) dan gerbang NOT (IC 74LS04)
8.    Ulangi langkah-3 dan langkah-4.
9.    Pasang resistor sebesar 1 K Ω pada output dan hubungkan ke Vcc (lihat gambar 2-b)

Gambar 2-b : Gerbang NAND Open Colector.
10.  Ulangi langkah-3 dan langkah-4.
6. PERTANYAAN :
1.  Apa perbedaan Output Totem Pole dengan Output Open Colector ?
2.  Apa yang terjadi apabila resistor Pull-Up tidak dipasang pada IC open colector ?
3.  Apa kelebihan Output Open Colector dibandingkan dengan Output Totem Pole ?

7.    JAWABAN:
1.    Berdasarkan hasil percobaan diatas, dapat diketahui bahwa perbedaan Output Totem Pole dan Output Open Colector adalah:
·      Output Totem Pole        : 
Jika menggunakan gerbang ini, bila sebuah gerbang sedang berada dalam keadaan logika keluaran TINGGI atau keluaran 5 V yang dihubungkan ke gerbang lainnya yang sedang dalam keadaan keluaran RENDAH atau keluaran 0 V, terjadilah sebuah rangkaina hubung-pendek yang langsung menyebabkan salah satu atau keduanya panas dan kemudan piranti IC tersebut rusak secara permanen.
·      Output Open Colector   : 
Jika menggunakan susunan kolektor ini , keluaran dapat dihubungkan dengan aman tanpa perlu merisaukan perbedaan antara tegangan 5 V dengan 0 V IC tidak akan rusak.

2.    Jika Resistor Pull-up tidak dipasang pada IC Open Colector maka Output dari IC tersebut tidak akan mendapat kondisi “1” ataupun “0”

3.    Kelebihannya adalah keluaran dapat dihubungkan dengan aman tanpa perlu merisaukan perbedaan antara tegangan 5 V dengan 0 V dan IC tidak akan rusak, karena ketika dihubungkan piranti TTL tersebut akan langsung berbentuk logika AND yang terkawat (wired-AND)





8.      HASIL PERCOBAAN
Tabel Kebenaran
Gerbang NAND (IC 7400)
B
A
Volt

Logic (X)
Digital
Analog
Teori
Praktek
0
0
3.365 V
3,3 V
1
1
0
1
3,36 V
3,3 V
1
1
1
0
3,412 V
3,4 V
1
1
1
1
0,16 V
0,1 V
0
0

Tabel Kebenaran
Gerbang NOR (7402)
B
A
Volt

Logic (X)
Digital
Analog
Teori
Praktek
0
0
3,376 V
3,39 V
1
1
0
1
0,156 V
0,16 V
0
0
1
0
0,156 V
0,16 V
0
0
1
1
0,14 V
0,11 V
0
0

Tabel Kebenaran
Gerbang NAND (7403)
B
A
Volt

Logic (X)
Digital
Analog
Teori
Praktek
0
0
0,557 V
0,5 V
0
0
0
1
0,56 V
0,5 V
0
0
1
0
0,558 V
0,5 V
0
0
1
1
0,55 V
0,5 V
0
0


  1. ANALISIS DATA
Dalam percobaan pembuktian tabel kebenarang dari gerbang NAND dan NOR di nilai berdasarkan indikator yang dibuat dari LED. Disebutkan apabila logic ‘1’ maka LED akan menyala dengan tegangan minimum 1,8V dan apabila logic ‘0’ maka LED akan mati karena tegangan yang dihasilkan kurang dari 1,8 V.
Dari percobaan Gerbang NAND 7400 didapatkan data bahwa ketika salah satu INPUT diberi nilai “0” maka OUTPUT nya akan bernilai “1” sedangkan jika INPUT A dan B diberi nilai masing masing “1” maka nilai OUTPUT nya adalah “0”. Pada percobaan gerbang ini menunjukan bahwa IC 7400 yang digunakan sebagai bahan praktikum, terbukti bekerja sesuai dengan tabel kebenaran dan data sheet yang digunakan sebagai acuan.
Gerbang NAND menghasilkan logic ‘1’ dengan tegangan 3,3 – 3,412 Volt dan menghasilkan logic ‘0’ dengan tegangan 0,1 – 0,16 Volt.
Dari percobaan  Gerbang NOR 7402 didapatkan data bahwa OUTPUT hanya akan berlogic “1” jika kedua INPUT nya bernilai “0”. Gerbang ini menunjukan bahwa IC 7402 yang digunakan sebagai bahan praktikum, terbukti bekerja sesuai dengan tabel kebenaran dan data sheet yang digunkan sebagai acuan.
Gerbang NOR menghasilkan logic ‘1’ dengan tegangan 3,37 – 3,39 Volt dan menghasilkan logic “0” dengan tegangan 0,11 – 0,16 Volt.
Dari percobaan Gerbang  NAND 7403 didapatkan semua hasil OUTPUT adalah logic “0”.
Gerbang NAND hanya menghasilkan logic ‘0’ dengan tegangan 0,55 -0,558 Volt

  1. KESIMPULAN
Dari data mengenai hasil percobaan diatas, dapat diambil garis kesimpulan:

    1. Berdasarkan hasil percobaan dan tabel kebenaran telah sesuai.
    2. Tegangan yang dihasilkan oleh IC sebagian telah sama dengan nilai yang tertera di data sheet, meskipun ditemukan selisih beberapa nilai, hal tersebut dapat dimasukan dalam kategori toleransi.

2 komentar: